l-andvineyards.com – Ahmed Al Kaf: Wasit yang Merugikan Indonesia dan Thailand. Nama Ahmed Al Kaf, wasit asal Oman, kembali menjadi sorotan setelah kontroversi dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Bahrain. Keputusan wasit yang merugikan timnas Indonesia memicu protes besar dari pemain, pelatih, hingga para pendukung Garuda. Namun, ternyata bukan hanya Indonesia yang pernah merasakan ketidakadilan dari keputusan wasit ini. Thailand juga pernah menjadi “korban” dalam situasi serupa.
Kontroversi Ahmed Al Kaf di Piala Asia U-23 2020
Sejarah mencatat bahwa Thailand sudah lebih dahulu merasakan keputusan kontroversial Ahmed Al Kaf. Pada tahun 2020, dalam pertandingan perempat final Piala Asia U-23 melawan Arab Saudi, Thailand mengalami nasib serupa dengan Indonesia. Akun All Things Thai Football di media sosial X membagikan kembali insiden tersebut, di mana Al Kaf sempat memberikan tendangan bebas kepada Thailand, tetapi setelah intervensi VAR, keputusan diubah menjadi penalti untuk Arab Saudi tanpa wasit meninjau monitor VAR.
Keputusan ini sangat membingungkan banyak pihak. Bahkan, komentator Fox Sports saat itu mempertanyakan tindakan Al Kaf yang memilih tidak meninjau VAR sebelum mengubah keputusan. Penalti yang dihadiahkan untuk Arab Saudi menjadi penentu kekalahan Thailand dengan skor 0-1, dan akibatnya mereka harus tersingkir dari turnamen. “Kami bisa memahami perasaanmu, Indonesia,” tulis akun All Things Thai Football, mengungkapkan empati kepada timnas Indonesia yang baru saja dirugikan oleh wasit yang sama.
Kontroversi Wasit dalam Pertandingan Indonesia vs Bahrain
Bagi timnas Indonesia, keputusan ini menjadi pukulan berat. Jika kemenangan 2-1 berhasil di pertahankan, Indonesia bisa naik ke posisi kedua klasemen, mendekati Jepang di puncak grup kualifikasi. Sayangnya, hasil imbang 2-2 menahan Garuda di posisi kelima, membuat peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026 semakin berat.
Sejarah Panjang Kontroversi Ahmed Al Kaf
Ahmed Al Kaf telah menjadi wasit yang di kenal dengan keputusan-keputusan kontroversialnya di level internasional, khususnya dalam pertandingan yang melibatkan tim-tim dari Asia Tenggara. Tidak hanya Indonesia dan Thailand, banyak tim lain di kawasan ini pernah mempertanyakan keputusannya dalam berbagai laga penting. Penggunaan teknologi VAR seharusnya membantu menghindari keputusan yang merugikan, namun dalam kasus Al Kaf, beberapa kali keputusan justru menimbulkan perdebatan.
Dalam laga Indonesia melawan Bahrain, waktu tambahan berlebihan tanpa penjelasan menimbulkan pertanyaan tentang kinerja wasit. Federasi sepak bola internasional perlu mengevaluasi penggunaan VAR agar teknologi ini di terapkan secara konsisten dan adil.
Harapan untuk Keputusan yang Lebih Adil
Kejadian ini memunculkan diskusi luas di kalangan penggemar sepak bola mengenai kualitas wasit di pertandingan internasional. Para penggemar sepak bola di Indonesia tentu berharap agar kejadian serupa tidak terulang, dan setiap keputusan di lapangan dapat di ambil secara adil dan profesional. Indonesia yang tampil apik dalam pertandingan melawan Bahrain dengan gol dari Rafael Struick, pantas mendapatkan hasil lebih baik jika bukan karena keputusan wasit yang di anggap merugikan.
Meski demikian, tim Garuda harus tetap fokus dan berjuang untuk pertandingan-pertandingan berikutnya dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Keberhasilan di kancah internasional bukan hanya di tentukan oleh satu pertandingan, tetapi melalui perjalanan panjang yang membutuhkan konsistensi, strategi, dan semangat pantang menyerah.
Kesimpulan
Kontroversi wasit Ahmed Al Kaf yang merugikan Indonesia adalah bagian dari sejarah panjang keputusan merugikan tim Asia Tenggara. Baik Indonesia maupun Thailand pernah merasakan dampak dari keputusan yang di nilai tidak adil. Dengan adanya teknologi VAR, di harapkan keputusan-keputusan seperti ini bisa di minimalisir, namun pelaksanaannya harus lebih konsisten dan tepat.
Indonesia masih memiliki peluang untuk bangkit di kualifikasi Piala Dunia 2026. Semoga keputusan wasit yang merugikan bisa di hindari, sehingga sepak bola lebih adil bagi semua pihak.
