Laos Terjerat Utang China: Ekonomi Bangkrut!

Laos Terjerat Utang China: Ekonomi Bangkrut!

l-andvineyards.com – Laos Terjerat Utang China: Ekonomi Bangkrut! Sebagai bagian dari proyek Belt and Road Initiative (BRI), China telah memberikan pinjaman besar kepada Laos untuk membangun berbagai infrastruktur seperti kereta cepat dan pembangkit listrik tenaga air. Tujuan dari investasi ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang Laos. Namun, pinjaman ini malah berpotensi menjebak negara tersebut dalam utang yang berat kepada China.

Utang Laos dan Ketergantungan pada China

Menurut laporan Deutsche Welle pada 25 Juli 2024, Laos saat ini menghadapi utang sebesar US$ 13,8 miliar, atau sekitar Rp 224,55 triliun. Jumlah ini melebihi 100% dari PDB negara tersebut. Dari total utang ini, US$ 10,5 miliar (sekitar Rp 170,85 triliun) merupakan utang luar negeri, lebih dari separuhnya berasal dari China. Hal ini menjadikan China sebagai kreditor terbesar bagi Laos.

Laos Terjerat Utang China: Ekonomi Bangkrut!

Kritik terhadap Diplomasi Utang China

Profesor Zachary Abuza dari National War College menyatakan bahwa meskipun utang bisa produktif, Negara Sejuta Gajah menghadapi kelebihan kapasitas di sektor pembangkit listrik tenaga air. Pemerintah China menyatakan berupaya membantu Negara Sejuta Gajah mengatasi utangnya karena hubungan dekat dan kesamaan ideologi politik. Namun, Beijing sering dikritik karena diduga menggunakan diplomasi “perangkap utang” untuk meningkatkan pengaruh ekonominya di negara-negara berkembang.

Pandangan dan Kesulitan Ekonomi di Laos

Kementerian Luar Negeri China menyebut kritik diplomasi utangnya sebagai narasi buatan AS untuk menghalangi kerjasama dengan negara berkembang. Abuza menilai, tanggung jawab lebih pada pemerintah Laos yang terlalu banyak berutang untuk proyek tidak produktif.

Ekonomi Negara Sejuta Gajah telah menghadapi kesulitan sejak pandemi COVID-19, termasuk inflasi tinggi, nilai tukar lemah, dan pertumbuhan PDB lambat. Pada Juni 2024, inflasi mencapai lebih dari 26%, dan PDB hanya tumbuh 3,7% pada 2023 dengan perkiraan 4% untuk 2024, jauh di bawah tingkat pertumbuhan sebelum pandemi.

Lihat Juga:  Tilang Online: Solusi Efektif untuk Penegakan Hukum Lalu Lintas?

Dampak Terhadap Kehidupan Sehari-Hari

Warga Laos merasakan dampak negatif kemerosotan ekonomi, seperti berkurangnya layanan publik, pendidikan, dan kesehatan. Banyak usaha kecil yang tutup, dan juga banyak orang kembali ke cara bertahan hidup subsisten. Banyak warga Negara Sejuta Gajah tidak menyadari besarnya utang negaranya ke China dan tidak mengaitkannya dengan masalah ekonomi sehari-hari.